Sabtu, 17 Agustus 2013

Tidur Ngorok Tingkatkan Risiko Kebutaan?



Jakarta, Mendengkur alias ngorok mulai banyak dilihat sebagai risiko penyakit yang harus diwaspadai. Setelah banyak dikaitkan dengan risiko obesitas, gangguan jantung dan impotensi, kini tidur ngorok juga dihubungkan dengan risiko kebutaan.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Taiwan menunjukkan bahwa seseorang dengan kondisi sleep apnea atau sering berhenti napas saat tidur punya risiko mengalami glaukoma 2 kali lebih besar. Gangguan pada tekanan bola mata tersebut bisa memicu kebutaan dalam 5 tahun berikutnya.

Sleep apnea sendiri sering dialami oleh orang-orang yang tidurnya ngorok. Henti napas terjadi ketika saluran udara menyempit pada saat berbaring, dan pada saat yang sama saluran tersebut bergetar saat dilewati udara. Itu sebabnya, orang ngorok umumnya juga memiliki gangguan sleep apnea.

Penelitian di taiwan tersebut tidak menemukan adanya hubungan sebab akibat secara langsung antara ngorok dengan glaukoma, namun berhasil membutikan adanya keterkaitan. Seorang ilmuwan spesialis glaukoma pun menganggap keterkaitan tersebut cukup masuk akal.

"Saat Anda tidak bernapas dengan laju pernapasan normal, kekurangan oksigen akan memicu kerusakan saraf optik, atau memicu ketidaknormalan kadar gas di darah. Keduanya bisa memicu glaukoma," kata sang ilmuwan, Dr Andrew Iwach, MD seperti dikutip dari Menshealth.com, Kamis (15/8/2013).

Pemeriksaan glaukoma umumnya dilakukan oleh para spesialis mata pada orang-orang di atas usia 40 tahun. Namun pada orang-orang berkaca mata tebal atau punya riwayat penyakit serupa di keluarganya, pemeriksaan bisa dilakukan lebih awal yakni dari usia 20 tahun.

Sama seperti penyakit lainnya, glaukoma memiliki kemungkinan sembuh lebih besar bila terdeteksi sejak awal. Dan untuk mencegah ngorok maupun sleep apnea yang menyertainya, para ahli menyarankan untuk menjaga berat badan ideal, tidak merokok, dan olahraga teratur.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar