Rabu, 07 Agustus 2013

Aparat Myanmar Tembaki Muslim di Kamp Pengungsi

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa berdialog dengan para pengungsi Rohingya di Pauktaw, Rakhine State, Myanmar (7/1). (Dok: Biro Administrasi Menteri, Kementerian Luar Negeri)
KABARKITAYANGON -  Dua Muslim tewas dan enam lainnya cedera ketika aparat keamanan menembaki kamp pengungsi korban kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar. Demikian diungkapkan Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa, Jumat, 28 Juni 2013.


Insiden tersebut terjadi Kamis pagi, di saat pasukan keamanan berusaha membubarkan pertengkaran di Kamp Kyein Ni Pyin, Pauktaw, tempat dimana 4.400 pengungsi, sebagian besar Muslim Rohingya, yang rumahnya dibakar dalam bentrokan berdarah dengan etnis local Rakhine tahun lalu.

“Tembakan api digunakan otoritas untuk membubarkan massa, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan cedera,” kata UNHCR dalam pernyataannya. Dua di antara korban cedera adalah anak-anak.

Belum jelas apakah korban jiwa berasal dari suku Rohingya, menurut juru bciara UNHCR. Kamp itu tempat bernaung kedua kelompok etnis, dan Muslim Kaman.

“Kami minta otoritas untuk menangani masalah ini secara damai dan tenang untuk mencegah munculnya kekerasan dan jatuhnya korban jiwa.”

Juru bicara pemerintah negara bagian Rakhine mengkonfirmasikan dua Muslim tewas dalam insiden tersebut.

Hingga 140 ribu orang, terutama Rohingya, terpaksa mengungsi akibat dua gelombang kerusuhan sektarian antara umat Buddha dan Muslim di Rakhine tahun lalu, yang menyebabkan 200 orang tewas.

Mereka tinggal di kamp-kamp yang tidak sehat, sehingga PBB memperingatkan bahaya penyakit di tengah datangnya musim hujan. Pemerintah Myanmar menganggap 800 ribu warga Rohingya sebagai imigran ilegal Bangladesh dan sejak kerusuhan, ribuan orang berusaha melarikan diri lewat jalan laut dengan menggunakan perahu-perahu kecil. Tidak  jarang di antaranya tewas tenggelam.

ASIA ONE | NATALIA SANTI

Sumber : www.tempo.com

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar