Rabu, 21 Agustus 2013

CIA Akui Berperan dalam Kudeta Iran



Jakarta (SI Online) - Badan intelejen AS, CIA, mengakui perannya dalam penggulingan Perdana Menteri Iran Mohammad Mossadegh pada 1953. Pengakuan CIA itu  dirilis dalam dokumen National Security Archive dalam peringatan 60 tahun kudeta tersebut. Dokumen ini diperoleh NSA atas kebijakan kebebasan informasi.


"Kudeta militer dilakukan di bawah arahan CIA sebagai tindakan dari kebijakan luar negeri AS," kata salah satu kutipan, seperti diberitakan BBC Indonesia.

Peran AS dalam kudeta, sebelumnya sudah secara terbuka disebut oleh Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright pada 2000, dan oleh Presiden Barack Obama dalam pidatonya di Kairo 2009. Namun agen intelijen membantah keterlibatan mereka, kata editor dokumen tersebut, Malcolm Byrne.

Ini pertama kalinya CIA sendiri mengakui peran yang diambilnya bersama dengan lembaga intelijen Inggris, M16.

Byrne mengatakan dokumen ini penting tidak hanya menyediakan "fakta spesifik baru dan wawasan atas tindakan badan intelijen sebelum dan sesudah operasi", tetapi karena "partisan politik dari semua pihak, termasuk pemerintah Iran, teratur menyulut kudeta".

Mossadegh terpilih pada 1951 dan dia dengan cepat menasionalisasikan kembali produksi minyak negara itu, yang telah berada di bawah kendali Inggris melalui Anglo-Persia Oil Company - yang kemudian menjadi British Petroleum atau BP.

Hal ini menjadi sumber kekhawatiran serius bagi AS dan Inggris, yang melihat minyak Iran sebagai kunci untuk pembangunan kembali ekonomi pasca-perang.

Perang Dingin adalah juga merupakan faktor dalam perhitungan.

Dokumen-dokumen menunjukkan bagaimana CIA mempersiapkan kudeta dengan menempatkan cerita anti-Mossadeq baik di media di Iran dan AS.

Kudeta memperkuat pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlevi - yang baru saja melarikan diri dari Iran menyusul perebutan kekuasaan dengan Mossadeq dan kembali setelah kudeta, menjadi sekutu dekat AS.

AS dan badan intelijen Inggris didukung pasukan pro-Shah dan membantu mengatur protes anti-Mossadegh.

"Tentara segera bergabung dengan gerakan pro-Shah dan siang hari itu sudah jelas bahwa Teheran, serta wilayah provinsi tertentu, dikendalikan oleh kelompok kelompok pro-Shah dan unit Angkatan Darat," tulis perencana kudeta Donald Wilber dalam satu dokumen tertulis.

"Pada akhir Agustus 19.. anggota pemerintah Mossadegh entah bersembunyi atau dipenjara."

Shah kembali ke Iran setelah kudeta dan hanya bertahan hingga 1979, ketika ia digulingkan dalam revolusi Khomaeni.

red: abu faza

Sumber : www.suara-islam.com
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar