Rabu, 07 Agustus 2013

Presiden Iran Dilantik, Israel Ketakutan

Presiden Iran yang baru, Hasan Rouhani (kiri) dan Hakim Agung Sadeq Larijani saling menyapa seusai upacara pengambilan sumpah jabatan Rouhani di gedung parlemen, di Teheran, Iran, Minggu (4/8). Rouhani diambil sumpahnya dalam sesi terbuka dan didukung oleh Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. AP/Ebrahim Noroozi
KABARKITATeheran - Presiden Iran terpilih, Hassan Rouhanidiambil sumpahnya di Teheran pada Ahad, 4 Agustus 2013, di tengah ketakutan Israel atas program nuklir Negeri Mullah. Perdana Menteri Israel memperingatkan bahwa Republik Islam tetap melanjutkan ancamannya terhadap keamanan regional (Timur Tengah).
Rouhani, seorang ulama moderat, dalam pidato pelantikannya di televisi pemerintah mengatakan, dia berjanji menegakkan konstitusi dan melindungi segenap pejabat agama Republik Islam Iran.

Sebelumnya, pada Ahad, 4 Agustus 2013, Perdana Menteri Israel, Benyamin Nentanyahu, mengecam presiden baru Iran. Netanyahu mengatakan  bahwa Rouhani memiliki tujuan menghancurkan Negeri Yahudi. 

"Presiden Iran mungkin mengubahnya tetapi rezim di sana sama sekali tidak," ucap Netanyahu. Dia menambahkan, "Niat Iran adalah mengambangkan kapasitas nuklir dan senjata nuklir, dengan tujuan menghancurkan negara Israel."

Rouhani secara resmi menjabat sebagai Presiden Iran pada Sabtu, 3 Agustus 2013, dengan mendapatkan dukungan pemimpin agung Ayatullah Ali Khamenei. Pada kesempatan itu Khamenei menyampaikan kata sambutan terutama mengenai isu-isu strategis ternasuk pembicaraan masalah nuklir dengan negara-negara besar.

Sejumlah negara Barat, hingga saat ini, menduga bahwa program nuklir Iran diarahkan untuk kebutuhan persenjataan nuklir. Namun demikian, Iran berkali-kali menyatakan bahwa pembangunan nuklir yang dilakukan adalah untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik dan medis.

Dua negara, Amerika Serikat dan Israel -satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir- menolak mengesampingkan aksi serangan militer guna mencegah Iran mengembangkan kemampuannya memproduksi senjata nuklir.

Pada unjuk rasa di acara peringatanan tahunan Hari Quds (Yerusalem), Jumat, 2 Agustus 2013, Rouhani menyinggung soal  negara Yahudi. "Di wilayah kami, telah dirasakan luka mendalam terhadap dunai Islam lantaran ada bayang-bayang pendudukan tanah suci Palestina dan Quds (Yerusalem)," ucap Rouhani seperti disiarkan televisi pemerintah.

Dia berjanji akan terus besama rakyat Oalestina yang menderita akibat ulah Israel sebagai sebuah negara Yahudi. Hal itu sejalan dengan kebijaksanaan luar negeri Iran sejak Revolusi Islam 1979 seusai menggulingkan Shah dukungan Amerika Serikat.

AL AKHBAR | CHOIRUL

Sumber : www.tempo.co

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar