Senin, 05 Agustus 2013

“Ibarat Imam Shalat, SBY Sudah Kentut Berkali-kali”


RIMANEWS-Selama dua periode pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) nyaris tidak ada prestasi yang cukup signifikan dan bermanfaat untuk kehidupan rakyat banyak. Untuk membenahi masalah perut saja, rezim SBY nyaris tak mampu. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya impor pangan dan mahalnya haraga pangan. Ini adalah kenyataan yang sangat ironis mengingat kita sering mengklaim diri sebagai negara agraris. Demikian diutarakan Direktur Lembaga Studi islam dan Kebudayaan (LSIK) Umar Hamdani.

“Bukan tidak ada solusi untuk membenahi bangsa ini, yang tidak ada adalah kemauan politik dari elit berkuasa untuk mengeksekusi solusi tersebut. SBY lebih manut pada kepentingan para kapitalis daripada solusi yang ditawarkan kalangan nasionalis dan pro ekonomi konstitusi. Ya beginilah hasilnya,” tutur Umar, mahasiswa pasca sarjana STF Driyarkara.

Lebih lanjut Umar menuturkan, saat ini sudah tidak ada gunanya mengkritik pemerintahan SBY, karena itu hanya membuang energi. Yang perlu dilakukan, menurut Umar, adalah mengganti kepemimpinan sang presiden.

“Sudah tidak ada gunanya mengkritik SBY, turunkan saja langsung jika bisa. Karena ibarat imam Shalat, SBY itu sudah kentut berkali-kali, tak pantas lagi dijadikan pemimpin, “ katanya lebih lanjut.

Substansi konstitusi, lanjutnya, adalah kesejahteraan rakyat. Sedangkan presiden, DPR, menteri dan yang lainnya hanyalah kulit konstitusi yang bertugas menjaga substansi tersebut.

“Jika kulitnya busuk, ya harus disingkirkan dan diganti. Jika tidak, maka substansinya akan ikut membusuk pula. Jangan sampai kita sibuk mempertahankan kulitnya, tapi lupa dengan isi dan substansi yang seharusnya paling utama untuk dilindungi,“ tukas mantan aktivis HMI ini. [ach]

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar