Senin, 05 Agustus 2013

Rupiah Terpuruk, bakal Tembus Rp13.000 per dolar AS. Ekonomi SBY Mau Kemana? Ini Bahaya!


JAKARTA - Nilai tukar rupiah menurun ke level terendah dan bakal tembus Rp13.000/dolar AS,demikian para analis,   Tembus ke angka Rp13.000 adalah angka yang berbahaya, rendah sekali dalam empat tahun terakhir menyusul prediksi pelemahan industri manufaktur China yang memicu kekhawatiran membengkaknya defisit transaksi berjalan Indonesia.



Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah dan tercatat sempat menyentuh level  Rp10.276/dolar AS
Para analis khawatir angka Rp13.000/dolar AS itu terjadi karena performance ekonomi SBY yang buruk, korupsi merajalela, pemerintah tak fokus, iklim usaha buruk, kepastian hukum kacau dan pemerintah hanya kejar citra semata. ''Ini bisa terjadi,'' kata Gede Sandra,  analis dan mahasiswa pasca sarjana FE UI.  Mantan Ketua BKPM Theo Tomion pun khawatir rupiah terus merosot dan pelemahan itu tak terkendali. Demikian halnya pengamat ekonomi Dr Ichsanudin Noorsyi.

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Rabu (23/7/2013), nilai tukar rupiah terus menurun setelah merosot tajam dalam 13 bulan terakhir menyusul langkah Bank Indonesia (BI) yang membiarkan rupiah bergerak mengikuti harga pasar.

HSBC Holdings Plc dan Markit Economics Indeks mengungkapkan indeks awal Purchasing Manager China sebesar 47,7 pada Juli, lebih rendah dari rata-rata estimasi survei Bloomberg sebesar 48,2. Dimana angka angka di bawah 50 menunjukan kontraksi. Sebuah data resmi menunjukkan. negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia ini mengambil 10% ekspor non-migas Indonesia pada Mei.
"Kami tengah berupaya merevisi target defisit transaksi berjalan menjadi lebih tinggi, " ujar ekonom PT Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy.

Menurut Leo, kekhawatiran pelaku pasar sangat masuk akal mengingat dampak perlambatan laju ekonomi China akan melebar ke berbagai negara Asia Tenggara lainnya. Tak hanya itu perlambatan ini juga berpotensi menekan proyeksi perdagangan Indonesia.
Mengacu pada nilai mata uang dari sejumlah bank lokal, nilai tukar rupiah tercatat merosot 0,4% menjadi 10.241 per dolar pada pukul 9:52 WIB. Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh level 10.276, yang merupakan level terendah sejak 13 Juli 2009 silam.

Mata uang Indonesia tersebut diperdagangkan di level premium 1,7% untuk untuk pengiriman satu bulan mendatang di pasar Non Delivery Forward (NDF) yang melemah 0,4% ke level 10.420. Koreksi dari Association of Banks di Singapura yang digunakan untuk menyelesaikan kontrak rupiah ditetapkan berada di level 10.204.

Dikatakan Menteri Keuangan Chatib Basri dalam situs resminya, dia menggalang dana sebesar Rp 5,27 triliun dari lelang obligasi syariah, lebih tinggi dari target rupiah sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara Rinaldy mengatakan, tuntutan utang Indonesia dimungkinkan meningkat mengingat nilai tukar rupiah yang lebih rendah dapat menarik dana asing.
Data harga dari Inter Dealer Market Association menunjukkan yield kupon obligasi 5,625% pada Mei 2023 meningkat 4 basis point menjadi 7,47%. Lima hari yang lalu yield tersebut anjlok 87 basis point.

Rupiah terpuruk terus, dan kenaikan harga yang bertubi-tubi membuat ekonomi mayoritas keluarga Indonesia sudah memasuki 'lampu kuning'. Tragedi ini juga terjadi pada ekonomi makro yang selama ini dibangga-banggakan. Jika tidak diambil langkah-langkah antisipasif yang tepat dan cepat, tidak mustahil ekonomi Indonesia akhirnya benar-benar memasuki 'lampu merah'.

"Kenaikan harga yang bertubi-tubi pasca dinaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan harga selama bulan puasa benar-benar memukul ekonomi rumah tangga sebagian besar rakyat Indonesia. Tambahan pula, beberapa indikator makro ekonomi semakin negatif. Jika tidak hati-hati bisa meningkatkan ketidakstabilan ekonomi," ujar ekonom senior Rizal Ramli di sela-sela buka puasa bersama wartawan, di Jakarta, Senin (22/7).

Berdasarkan data yang ada, neraca pembayaran pada kuartal pertama 2013 mengalimi defisit sebesar US$ -6,6 miliar.  Transaksi berjalan yang juga mengalami defisit sebesar US$ -5,3 miliar. Sementara itu, neraca modal defisit sebesar US$ -1,4 miliar. APBN 2013 juga diperkirakan akan mengalami defisit yg lebih besar karena  penerimaan pajak pada semester I-2013 tidak tercapai, baru sekitar 42% dari target. Sampai Juni 2013, penerimaan pajak baru Rp 411,39 triliun. Dalam APBN-P 2013, target penerimaan negara dari pajak dipatok Rp 995 triliun.
Menurut capres paling reformis versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu, seharusnya pemerintah bisa mencegah Indonesia memasuki fase bahaya. Sejak belasan tahun silam, Indonesia selalu mencatat posisi positif untuk sejumlah indikator  ekonomi makro. Pada 2007, misalnya, neraca perdagangan mengalami surplus US$39,6 miliar, surplus itu turun menjadi US$26 miliar pada 2011. Kemudian anjlok menjadi US$-1,6 milyar tahun 2012 dan diperkirakan akan anjlok jadi US$-5 milyar tahun 2013.


"Pertanyaannya, kemana saja pemerintah selama ini? Mengapa tidak melakukan langkah-langkah antisipatif ketika dua tahun lalu tampak tanda-tanda peningkatan defisit? Saya prihatin, SBY dan para menteri sibuk kampanye dan memoles citra sehingga lupa dengan tanggung jawab utamanya. Sekali lagi saya mau tanya, apa yang telah dan akan dilakukan untuk mengurangi peningkatan quatro defisit (neraca perdagangan, current accounts, neraca pembayaran, dan defisit fiskal)?" tukas Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar