Jumat, 01 November 2013

Inilah Pembeda antara Pemenang dan Pecundang


Hari demi hari, teknologi dan informasi semakin berkembang sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat.  Disadari atau tidak, setiap perkembangan ilmu pengetahuan yang ada adalah karena adanya kesungguhan dalam mempelajari dan memahami sesuatu baik yang baru maupun yang telah ada.  Kesungguhan menjadi pondasi utama sebuah keberhasilan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kesungguhanlah yang menjadi pembeda antara pemenang dan pecundang,  karena dari kesungguhanlah dapat dinilai hasil yang akan dicapai.

Sungguh Maha Perkasa Allah atas segala sesuatu yang ada di langit maupun di bumi.  Allah menjadikan manusia satu-satunya makhluk di muka bumi yang dapat mengangkat derajat manusia lebih tinggi dari malaikat, namun manusia juga merupakan satu-satunya makhluk yang derajatnya dapat lebih rendah daripada hewan.  Maka pantaslah Allah menegaskan pada manusia untuk bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan ini 'man jadda wa jadda' (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil) agar kehidupannya mulia.  Allah menurunkan Al-Quran sebagai petunjukNya yang jelas agar manusia dapat memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat.

Dalam perjalanan seseorang menjalani sesuatunya dengan kesungguhan, Allah memerintahkan manusia agar senantiasa sabar,  karena banyak sekali duri-duri pengganggu ketika menapaki jalan kesuksesan. Allah Maha Melihat tindak-tanduk kita dan akan membalas sebagaimana yang telah kita lakukan.  Selagi nyawa menyatu dengan badan,  selagi mampu menghirup udara segar  dunia,  mari kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita agar mendapat kemuliaan dunia dan akhirat dengan menjadi hamba yang taat dan selalu sungguh-sungguh untuk mengembalikan kejayaan Islam di kasta tertinggi dunia melalui dakwah dan jihad. Telah banyak contoh kesuksesan dari para generasi Islam yang bersungguh-sungguh serta menghiasinya dengan kesabaran dalam mengukir sejarah kegemilangan Islam. 

Sebagaimana telah kita saksikan bukti kesungguhan dan kesabaran sejarah besar umat Islam dalam penaklukan konstantinopel melalui kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih. Beliau mempelajari apapun dengan kesungguhan dan senantiasa sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian dunia.  Alhasil, beliaulah yang menjadi pemeran utama atas terwujudnya sabda Rasulullah "Pasti kalian akan menaklukan konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-sebaik pasukan adalah pasukan yang dipimpinnya". Karena dengan keyakinan akan bisyaroh (kabar gembira dari Rasul) menjadikan sebuah semangat yang lahir adalah semangat kemuliaan di dunia dan syahid menuju syurga.

Rasulullah saw. pernah ditanya, “Kota manakah yang dibebaskan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” Rasul menjawab, “Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel” (HR Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim).

Kota konstantinopel telah tertaklukan, artinya hadits Rasul benar terwujud.

Bagaimana dengan kota Roma? Apakah akan tertaklukan?

Kota Roma  telah tertaklukan sejak Rasul mengucapkannya. Namun sekarang siapakah yang menjadi bagian dari penaklukan tersebut?

Orang-orang yang akan menaklukan Roma adalah orang-orang seperti Muhammad Al-Fatih dan pasukannya dalam menaklukan konstantinopel, yakni bersungguh-sungguh dan sabar. Dan tak kalah penting adalah Muhammad Al-Fatih dan pasukannya selalu berada dalam syariatNya.

Sekarang adalah saatnya kita menjadi bagian dari sejarah dunia yang mewujudnya bisyaroh Rasul dalam penaklukan Roma, karena bisyaroh Rasul tersebut adalah motivasi utama kita. Pemenangnya telah ditentukan! Hanya tinggal, siapa akan jadi pemain yang bersungguh-sungguh, sabar dan melaksanakan syariatNya  dalam proses menuju kemenangan tersebut?

Mari kita wujudkan bersama kabar gembira ini demi kemuliaan Islam, kita tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah generasi yang dimaksud dalam hadits Rasul.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar