Kamis, 18 Desember 2014

Kurikulum 2013 Tanpa Konsep?

Rabu 24 Safar 1436 / 17 December 2014
Oleh: Widy Astuti, widyastuti898@yahoo.com
DESAIN kurikulum 2013 yang dibangun adalah untuk mengenal cara kerja dunia dan bagaimana mengendalikannya untuk kepentingan hidup di dunia. Walaupun secara filosofis dilandasi nila-nilai keagamaan, dalam implementasinya kurang mendasari pengembangan keimanan yang kokoh. Asas kurikulum 2013 maupun kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah sekulerisme dimana aturan agama dipisahkan dari kehidupan. Output yang dihasilkan bisa jadi pintar, tetapi tidak membawa kebaikan bagi umat, kehidupan bahkan untuk dirinya sendiri.

Kurikulum 2013 juga tidak mampu menghasilkan orang-orang yang mampu mengarungi kehidupan ini sebagai pengendali perekonomian bangsa. Karena sistem perekonomian yang diterapkan tetap kapitalis dan dikendalikan para kapitalis global, sehingga output kurikulum 2013 hanya siap pada tingkat pekerja. Sebagaimana diungkapkan mantan mendikbud tentang pentingnya penerapan kurikulum 2013 untuk menghadapi bonus atau tagihan demografi, dimana salah satu tujuan kurikulum 2013 adalah menciptakan buruh-buruh pabrik yang siap bersaing di pasar tenaga kerja sistem kapitalisme. Terlebih lagi penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015) membuat persaingan tenaga kerja menjadi sangat ketat.
Indonesia membutuhkan ahli bukan hanya pekerja. Seorang ahli, dapat menjadi penentu dan penunjuk arah agar bangsanya dapat maju. Negara
Indonesia dalam tahap perkembangan menuju kemajuan. Dan tentunya, pekerja bukanlah penentu kemajuan tetapi sebagai pendukung kemajuan. Lihat saja TKI kita yang ada di luar negeri.
Hiruk pikuk Kurikulum 2013 berpotensi menyembunyikan masalah pokok pendidikan Indonesia : tata kelola yang buruk dan guru yang tidak cakap. Evaluasi konsep tidak berjalan dengan baik. Evaluasi tatakelola/manajemen pemerintah menunjukkan kelemahannya. Hanya pikirkan proyek berduit, tidak berpikir jangka panjang untuk generasi negeri. Semua ini merupakan bentuk kelalaian pemerintah dalam menunaikan kewajibannya untuk menyediakan pendidikan bermutu. Akibatnya, hak murid dan guru atas pendidikan bermutu tersebut terancam.
Jadikan Islam sebagai asas pendidikan. Akidah Islam adalah merupakan asas, sebagai standart seorang muslim dalam bertingkah laku pada seluruh aspek kehidupan. Berdasarkan hal ini maka ilmu pengetahuan yang diberikan kepada anak didik dan yang diperoleh anak didik wajib berlandaskan akidah Islam. Output yang dihasilkan adalah orang-orang yang bertakwa yang akhirnya nanti mengembangkan pengetahuan sesuai tingkat ketakwaannya yang akan membawa kemaslahatan bagi umat, kehidupan dan khususnya dirinya sendiri di dunia dan akhirat.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar